PERHITUNGAN BIAYA POKOK
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan adalah kebutuhan untuk mencapai keuntungan.
Dalam membangun usaha, yang dimaksud dengan aset adalah segala sumber daya yang dapat dikuasai oleh pemilik saham. Aset dihitung dari semua modal ditambah piutang lalu dikurang utang pemilik saham. Piutang adalah kondisi saat orang lain meminjam dana kepada pemilik saham. Jadi misal jika pengusaha A memiliki modal 1 juta sedangkan segala pinjaman atau utangnya sebesar 4 juta maka aset yang dikuasai pengusaha tersebut sebesar 5 juta.
Berikut cara menghitung laba bersih
Laba (sebelum pajak) = penghasilan murni - pengeluaran (biaya produksi dan biaya lain)
Laba bersih = laba sebelum pajak - pajak
Diakhir tahun laba bersih akan masuk ke pemilik saham untuk menambah modalnya. Jika laba bersih tersebut tidak langsung diserahkan kepada pemilik saham namun digunakan kembali untuk modal produksi selanjutnya maka disebut Laba yang Tidak Ditahan.
Biaya produksi hanya meliputi bahan baku, transportasi, pekerja, dan listrik yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Alat atau mesin produksi tidak termasusk dalam biaya produksi karena sifatnya yang tidak habis pakai atau tergolong biaya penyusutan.
berikut adalah contoh perhitungan biaya pokok
Misal pengusaha pempek kapal selam memiliki pengeluaran tetap (fixed cost) per tahun 60 juta yang meliputi
- sewa gedung: 120 juta
- air & listrik: 180 juta
- karyawan: 300 juta
- sewa mobil: 60 juta
- keperluan lain: 20 juta
Satu buah pempek kapal selam dijual seharga 25 ribu, sedangkan jumlah produksi sebulan 1000 unit dan modal 1 unit produksi sebesar 10 ribu. Sehingga variabel costnya meliputi:
- modal produksi 1000 uuit: 10 juta per bulan
- modal produksi 6000 unit: 60 juta per bulan
- modal produksi 10000 unit: 100 juta per bulan
sementara itu,
- penghasilan 1000 unit: 25 juta
- penghasilan 6000 unit: 150 juta
- penghasilan 10000 unit: 250 juta
maka dari itu pada saat diplot ke dalam grafik antara rupiah (x) dan unit (y) akan diperoleh titik potong antara penghasilan dan pengeluaran yang disebut dengan BEP (Break Even Point).
BEP ini menjelaskan titik impas dimana penghasilan sama dengan pengeluaran. Pada variabel cost, semakin besar jumlah produksinya maka semakin besar pula biaya produksinya.
Dalam membangun usaha, yang dimaksud dengan aset adalah segala sumber daya yang dapat dikuasai oleh pemilik saham. Aset dihitung dari semua modal ditambah piutang lalu dikurang utang pemilik saham. Piutang adalah kondisi saat orang lain meminjam dana kepada pemilik saham. Jadi misal jika pengusaha A memiliki modal 1 juta sedangkan segala pinjaman atau utangnya sebesar 4 juta maka aset yang dikuasai pengusaha tersebut sebesar 5 juta.
Berikut cara menghitung laba bersih
Laba (sebelum pajak) = penghasilan murni - pengeluaran (biaya produksi dan biaya lain)
Laba bersih = laba sebelum pajak - pajak
Diakhir tahun laba bersih akan masuk ke pemilik saham untuk menambah modalnya. Jika laba bersih tersebut tidak langsung diserahkan kepada pemilik saham namun digunakan kembali untuk modal produksi selanjutnya maka disebut Laba yang Tidak Ditahan.
Biaya produksi hanya meliputi bahan baku, transportasi, pekerja, dan listrik yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Alat atau mesin produksi tidak termasusk dalam biaya produksi karena sifatnya yang tidak habis pakai atau tergolong biaya penyusutan.
berikut adalah contoh perhitungan biaya pokok
Misal pengusaha pempek kapal selam memiliki pengeluaran tetap (fixed cost) per tahun 60 juta yang meliputi
- sewa gedung: 120 juta
- air & listrik: 180 juta
- karyawan: 300 juta
- sewa mobil: 60 juta
- keperluan lain: 20 juta
Satu buah pempek kapal selam dijual seharga 25 ribu, sedangkan jumlah produksi sebulan 1000 unit dan modal 1 unit produksi sebesar 10 ribu. Sehingga variabel costnya meliputi:
- modal produksi 1000 uuit: 10 juta per bulan
- modal produksi 6000 unit: 60 juta per bulan
- modal produksi 10000 unit: 100 juta per bulan
sementara itu,
- penghasilan 1000 unit: 25 juta
- penghasilan 6000 unit: 150 juta
- penghasilan 10000 unit: 250 juta
maka dari itu pada saat diplot ke dalam grafik antara rupiah (x) dan unit (y) akan diperoleh titik potong antara penghasilan dan pengeluaran yang disebut dengan BEP (Break Even Point).
BEP ini menjelaskan titik impas dimana penghasilan sama dengan pengeluaran. Pada variabel cost, semakin besar jumlah produksinya maka semakin besar pula biaya produksinya.
Komentar
Posting Komentar