Cara Pembuatan Naniura

Makanan khas suku Batak yang satu ini sedikit unik. Kenapa bisa dikatakan unik? Karena makanan ini tidak seperti makanan lain pada umumnya yang melalui proses pemasakan baik itu dikukus, digoreng, ataupun direbus. Dalam bahasa Batak, naniura diartikan sebagai ikan yang tidak dimasak. Untuk lebih jelasnya naniurna adalah makanan berbahan dasar ikan mas yang dilumuri dengan bumbu atau rempah-rempah kemudian didiamkan kurang lebih satu jam supaya aroma dari rempah-rempah tersebut  meresap dengan baik ke dalam ikan dan membentuk tekstur ikan yang empuk hingga akhirnya naniura dapat disantap. Rempah-rempah yang biasa digunakan dalam pembuatan naniura antara lain andaliman, kunyit, kemiri, lengkuas, rias, bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan jeruk nipis. Keberadaan rempah-rempah ini akan memberikan aroma segar dan dapat menghilangkan aroma khas dari ikan itu sendiri.
Naniura merupakan masakan berbahan dasar ikan yang tidak melalui proses pemasakan, baik itu digoreng, direbus, ataupun dibakar. Saat ini jenis ikan yang umum digunakan adalah ikan mas. Kondisi ikan yang akan digunakan harus dipastikan segar dan sudah terlepas dari tulangnya. Dalam hal ini, sisik atau kulit ikan mas tidak disarankan untuk dihilangkan karena dikhawatirkan akan merusak bentuk ikan tersebut. Adapun bumbu dasar dalam masakan ini, yaitu andaliman dan jeruk jungga yang keduanya berperan sebagai pemberi flavor pada masakanini. Selain itu jeruk jungga juga berperan dalam proses pematangan ikan karena kandungan asamnya mampu memotong protein dalam daging ikan hingga menghasilkan tekstur ikan yang empuk. 
Proses pematangan ikan dengan asam atau dikenal dengan istilah fermentasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup panjang, yaitu sekitar 3-5 jam. Proses pembuatan Naniura ini terlihat cukup mudah namun pada kenyataannya diperlukan teknik khusus supaya ikan yang siap disantap tidak memberikan off flavor. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah teknik membersihkan ikan. Mula-mula ikan yang sudah bersih dan terlepas dari tulang tersebut digantung, hal ini dilakukan supaya dapat menghilangkan sisa-sisa air yang membersihkan darah dalam ikan tersebut. Kemudian daging ikan tersebut dicacah atau ditusuk dengan garpu. Perlakuan ini bertujuan supaya memberikan ruang bagi asam dan garam untuk berpenetrasi ke dalam daging ikan. Setelah itu dilakukan proses fermentasi dengan garam dan asam dari jeruk jungga selama 4 jam. Menurut masyarakat Batak, kandungan asam dalam jeruk jungga ini dinilai lebih tinggi daripada jeruk nipis. Pada dasarnya penggunaan jeruk jungga ini dapat disubstitusikan dengan jeruk nipis, hanya saja kuantitas jeruk nipis yang digunakan harus lebih banyak daripada jeruk jungga tersebut. Bumbu dan rempah yang digunakan perlu disangrai terlebih dahulu sementara batang kecombrangnya hanya perlu dikukus. Setelah itu semua bumbu dan rempah tersebut dihaluskan dan siap untuk dibalurkan pada ikan. Tahap pembaluran ikan ini dapat dilakukan setelah proses fermentasi berhasil dilakukan.
NAH sekarang  mau tahu gak gimana cara aku praktekinnya . Kalo penasaran liat video yang ada di link ini ya https://youtu.be/qDl5Mg8lT1U. Selamat menyaksikan dan selamat mencoba. 


Komentar

Postingan Populer