Budaya Makanan Sam seng

Haii semua ..

Ada yang tahu apa itu sam seng?

Sam seng adalah makanan dari budaya Tionghoa yang masuk ke Indonesia. Makanan sam seng ini digunakan sebagai persembahan bagi masyarakat Tionghoa kepada arwah nenek moyangnya yang memiliki makna pengorbanan, ucapan syukur, dan tanda bakti kepada orangtuanya. Pada saat Cengbeng yaitu pada tanggal 5 April biasanya anggota keluarga akan berziarah ke makam leluhur dengan membawa persembahan salah satunya Sam seng. 
Keberadaan makanan ini telah ada sejak masa Dinasti Ming. Pada waktu itu Laksamana Cheng Ho beserta para pelaut dari Tiongkok sudah berlayar ke Indonesia pada tahun 1403-1424. Laksamana Cheng Ho ini merupakan kasim muslim yang dipercaya oleh kaisar ketiga dari Dinasti Ming (Kaisar Yongke) untuk memimpin ekspedisi pelayaran terbesar di dunia, salah satunya ke Nusantara. Wilayah Nusantara yang sudah dikunjunginya adalah Jawa (termasuk Surabaya), Sumatra (termasuk Aceh dan Palembang), dan Malaka. Kapal dari Tiongkok tersebut datang ke Nusantara mengikuti arah angin yang bertiup dari Utara dan Selatan pada buan Januari hingga Februari. Kemudian kembali pada asaar arah angin bertiup ke Utara yaitu pada bulan Juni sampai Agustus. Pada waktu itu, sambil menunggu arah angin kembali ke Utara, masyarakat Tiongkok mengadakan transaksi perdagangan ke sesama pedagang maupun ke penduduk setempat, bahkan ada masyarakat Tiongkok yang memutuskan untuk menetap dan menikah dengan penduduk setempat. 
Penyebaran sam seng ini berkembang seiring dengan masuknya orang Tionghoa ke di Indonesia pada masa Hindia Belanda, tepatnya saat kolonial Belanda yang ada di Nusantara mendatangkan masyarakat Tionghoa untuk bekerja di Nusantara. Masyarakat Tionghoa yang bermigrasi ke Indonesia ini menyebabkan ikut terbawanya kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia yang merupakan campuran antara pengajaran Tridharma (tiga ajaran kebenaran) yaitu Taoisme, Konfusianisme, dan Buddhisme. 
Dalam bahasa Hokkien, sam berarti tiga dan seng berarti hewan sehingga sam seng adalah makanan yang teridri atas tiga jenis daging persembahan yang digunakan dalam upacara sembahyang dan ditempatkan di bagian tengah pada baris terdepan yang menghadap kepada pemuja. Daging yang digunakan pada umumnya adalah babi, ikan, dan ayam. Daging babi diletakkan di bagian tengah kemudian daging ayam atau bebek diletakkan di bagian kiri sedangkan ikan diletakkan di bagian kanan. Potongan kaki babi biasanya dipersembahkan oleh anak laki-laki dari leluhur sedangkan bagian kepala babi dipersembahkan oleh anak perempuan yang sudah menikah dan suaminya pada upacara pertama. 
Penyajian ayam dijadikan sebagai persembahan kepada penguasa langit untuk memberikan rejeki, kemudian penyajian babi sebagai persembahan kepada penguasa bumi untuk menghapus dosa, dan terakhir penyajian ikan dijadikan sebagai persembahan kepada penguasa air untuk menghapus bencana. Persembahan kepada tiga penguasa tersebut dapat dilambangkan dengan sam seng. 




Komentar

Postingan Populer